Harga Promosi Lebaran

Setiap pembelian lebih dari satu juta rupiah akan mendapatkan hadiah langsung

Mengganti Kusen yang Dimakan Rayap

Kusen pintu/jendela yang keropos akibat rayap harus cepat diganti. Tetapi jangan asal melakukannya, karena akan berpengaruh pada konstruksi kusen.

Kusen dan daun jendela/pintu dari kayu yang sudah keropos akibat rayap, harus cepat diganti, sebelum kerusakan menyebar ke bagian yang lain. Tapi untuk menggantinya, jangan asal lepas dan buang! Cara yang tampaknya mudah tersebut ternyata membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Bagaimana bila dana yang tersedia terbatas, tapi penggantian harus dilakukan segera? Ada cara sederhana tetapi bersifat sementara untuk menyelamatkan balok-balok yang keropos tersebut. Sambil mengumpulkan dana untuk mengganti kusen secara keseluruhan, cara lain dapat diterapkan.

Lain ceritanya bila dana yang tersedia untuk mengganti kusen atau daun pintu/jendela yang keropos tersebut, cukup banyak. Mengganti kusen atau daun pintu/jendela dapat dilakukan dengan mengganti modelnya saja tanpa mengganti ukuran kusen lama. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan mengganti ukuran kusen lama. Dengan cara yang pertama, teralis lama masih dapat digunakan kembali. Dana yang dibutuhkan pun tidak akan terlalu besar, karena tidak membeli teralis baru.

Untuk mengetahui penggantian seperti apa yang harus dilakukan, sebaiknya perlu dilihat sampai sejauh mana kerusakan yang ada. Yang rusak kusennya saja, atau daunnya saja, atau bahkan kedua-duanya? Balok bagian mana yang keropos? Berapa banyak balok kayu yang harus diganti?

Potong dan Buang

Sekarang, apa langkah perbaikan jika hanya kusen yang keropos? Ternyata mudah. Kusen tidak perlu dilepas dari dinding, cukup dipotong pada bagian yang keropos dan diganti dengan balok kayu yang sama ukurannya. Balok baru itu kemudian ditempatkan pada bekas balok yang keropos tadi.

Pemotongan kayu seperti ini bisa dilakukan bila hanya sedikit saja balok kusen yang keropos. Bagian dari balok dipotong dan dibuang. Tapi ingat, kayu dipotong tidak persis pada bagian yang keropos, tapi dilebihkan kira-kira 5 cm. Sebagai penggantinya, pilihlah kayu yang baik dan potong sesuai dengan kebutuhan. Potongan kayu tersebut kemudian dipasang pada kusen lama dan dipaku. Selanjutnya, bagian ini siap di-finishing.

Sekarang, bagaimana bila salah satu batang balok dari kusen tersebut keropos? Berarti balok yang rusak pada kusen itu perlu diganti. Penggantian satu batang balok pada kusen tidak sesederhana memotong sebagian dari balok. Untuk melakukan hal ini, balok yang keropos dan angkurnya perlu dikeluarkan dari unit kusen itu. Setelah itu bersihkan bagian ini dari serpihan-serpihan kayu yang keropos. Kemudian pasang balok baru yang telah disiapkan, lengkap dengan angkurnya. Terakhir, rapikan kembali dinding yang berbatasan dengan balok kusen tersebut dengan adukan semen.

Cara ini dapat digunakan apabila jumlah balok yang harus diganti tidak lebih dari 25% dari kusen. Andaikan balok yang harus diganti lebih dari 25%, maka lebih baik kusen diganti secara keseluruhan.

Modelnya Saja Diganti

Bagaimana bila kondisi kusen masih baik tetapi daunnya sudah rusak? Ini bisa diatasi dengan mengganti daunnya saja dengan model yang lama. Model daun boleh diganti asalkan ukuranya sama dengan yang lama. Tetapi bila kusen rusak lebih dari 25% dan daun masih bagus kondisinya, artinya kusennya yang harus diganti. Namun, mengganti model kusen berarti juga mengganti model daunnya (sekalipun belum tentu mengganti teralis yang ada).

Contohnya, sebuah jendela kaca dilengkapi dengan bukaan berkaca di atasnya. Dulu, teralis dipasang di lubang jendela dan bukaannya. Sekarang, setelah modelnya berganti, teralis lama masih bisa dipasang di tempatnya. Walaupun misalnya bukaan di atas jendela tidak lagi berkaca alias terbuka. Daun jendela yang tadinya bersekat dengan pola empat persegi panjang, misalnya, kini dijadikan daun jendela tanpa sekat. Ini pun masih dapat memanfaatkan teralis lama. Ukuran kusen, daun jendela, dan teralis tidak perlu diganti; modelnya saja yang diganti.

Pada intinya, penggantian model kusen pintu/jendela, dapat dilakukan dengan mengusahakan seminimal mungkin penggantian material yang sudah. Akhirnya, ini akan meminimalkan biaya yang akan dikeluarkan.

Angkur Harus Tetap Dipasang

Meskipun balok dipotong dan diganti, angkur pintu/jendela tetap dipakai. Akan lebih baik bila yang diganti merupakan gelagar utuh. Meskipun balok yang rusak hanya 20% dari panjang balok keseluruhan, akan lebih baik bila balok kusen yang rusak diganti satu batang. Selain untuk memastikan bahwa rayap benar-benar tidak ada di gelagar tersebut, juga untuk memastikan perkuatan kusen tetap utuh dan cukup kuat.

Balok yang baru dan sudah siap pasang diberi angkur, kemudian dipasang pada kusen lama, yang masih menempel pada dinding. Takikan pada kayu baru yang sudah diberi angkur harus masuk ke dalam takikan kayu lama. Pastikan kayu baru ini dipasang dengan tepat dan benar, dan tidak akan berubah letak lagi. Kemudian, pasangan bata baru dipasang pada tempat semula. Diamkan selama beberapa hari, agar adukan pasangan bata cukup keras dan balok kusen yang baru tidak bergerak lagi. Pengaman balok dapat dilepas dan di-finishing.

Ukuran Boleh Saja Diubah

Boleh-boleh saja mengubah ukuran kusen, tapi konsekuensinya mengubah daun dan teralisnya. Artinya, dana yang dikeluarkan akan cukup besar. Dalam merencanakan kembali kusen baru, perlu memperhatikan ukuran dinding yang akan diberi kusen, fungsi ruang, dan ukuran ruang.

Diharapkan, pintu/jendela yang baru dapat menjadi elemen arsitektural yang memperhatikan aspek fisika bangunan. Bentuk bukaan dapat diubah sesuai dengan keinginan, seperti pintu bukaan dengan engsel 180º dapat diganti menjadi sliding door, atau jendela dengan engsel di atas sekarang dapat menggunakan engsel samping atau bawah. Namun, yang tetap perlu diperhatikan adalah sirkulasi udara yang melaluinya.

Kusen yang diubah ukuran dan bentuknya dapat lebih fleksibel dalam perencanaannya. Tetapi, tetap harus memperhatikan ukuran dinding yang akan menjadi tempat meletakkan pintu/jendela. Jangan sampai kusen dan daun jendela/pintu sudah dipesan dengan ukuran tertentu, ternyata tidak dapat dipasang karena ukurannya terlalu besar. Pastikan lebih dahulu ukuran dinding yang ada sebelum merencanakan pintu/jendela yang dikehendaki. Kusen yang baru ukurannya juga jangan terlalu kecil dibandingkan luas ruang yang ada. Ini karena ruang membutuhkan udara dan sinar matahari yang cukup.

Tidak perlu panik bila melihat kusen keropos. Ada beberapa solusi yang dapat digunakan sesuai dengan dana yang tersedia. Bisa pilih yang bersifat sementara dengan dana yang tidak mahal, atau pilih dana yang dikeluarkan lebih mahal sedikit, tapi dengan “bonus”: boleh mengganti model dan ukuran yang sesuai dengan luas dan fungsi ruang.

Material Baja untuk Membangun Rumah 0leh Rita Laksmitasari Rahayu ST, MT*)

Material baja sudah lama dikenal memiliki keunggulan dalam kemampuan bentang dan fleksibilitas bentuk struktur. Jika ingin menggunakannya untuk membangun rumah, apa saja yang harus diperhatikan?

Bisa dibilang, masih sedikit rumah di Indonesia yang menggunakan material baja. Biasanya rumah tinggal di Indonesia menggunakan material beton—baik untuk kolom, balok, bahkan ada juga yang menggunakannya untuk atap. Kombinasi antara material beton dengan kayu sudah menjadi hal yang biasa. Material kayu biasanya digunakan untuk rangka atap, kusen jendela, dan pintu. Kecenderungan ini timbul karena material lain seperti baja memberikan beberapa kesan yang kurang menguntungkan. Kesan yang ditimbulkan dari material ini adalah kaku, dingin, kurang mempunyai nilai estetis, serta lebih lama menyimpan panas atau dingin.

Sebenarnya, penggunaan material baja untuk bangunan tempat tinggal bukan hal baru lagi bagi dunia arsitektur dan sipil. Material ini sudah lama dikenal sebagai material yang memiliki kemampuan bentang dan fleksibilitas bentuk struktur lebih baik jika dibandingkan dengan material bangunan lainnya. Bayangkan saja, untuk jarak antarkolom 6 meter diperlukan balok beton bertulang yang memiliki tinggi (atau “ketebalan”) 50 cm. Bila menggunakan sistem struktur baja, ketebalan balok baja bisa kurang dari 50 cm. Ini karena karakteristik baja berbeda dengan beton bertulang. Baja lebih mampu mengikuti desain si arsitek sehingga dapat menghasilkan bentuk-bentuk yang inovatif.

Tetapi sayang, kadangkala identitas material baja harus ditutupi oleh material bangunan lainnya. Persepsi bahwa baja kurang memiliki nilai estetika membuat baja biasanya ditutupi oleh material kayu yang dianggap lebih cantik. Sampai saat ini pun, material baja harus “pasrah” identitasnya ditutupi. Meskipun begitu, sejauh ini kemampuan material baja sebagai material tunggal yang dapat menjawab akan kebutuhan material untuk sistem struktur bentang lebar yang “langsing”, belum tergantikan. Baja masih lebih unggul dibandingkan dengan kayu.

Ada dua jenis bentuk material yang bila digabungkan akan menjadi material untuk sistem struktur bentang lebar, yaitu beton bertulang dengan kabel baja berkualitas tinggi. Material ini menjadi alternatif utama material untuk bentang lebar.

Dipesan di Pabrik

Saat ini ada beberapa orang arsitek Indonesia yang sudah mencoba membuat karyanya menggunakan material yang satu ini. Berbagai alternatif lain yang ada membuat pembangunan rumah yang nyaman dengan menggunakan material baja menjadi suatu tantangan. Apalagi mengingat pandangan umum tentang material baja yang dingin, kaku, dan kurang estetis. Namun, dengan berbagai inovasi bentuk dan dengan tetap memperhatikan fisika bangunan seperti pengudaraan, pencahayaan, dan kebisingan, maka rumah baja dapat menjadi alternatif yang patut dipertimbangkan. Dari sudut pandang struktur dan konstruksi, tentu material baja dapat berdiri kokoh dan aman dengan memperhatikan perilaku elemen strukturnya.

Sama seperti material bangunan lainnya, material baja dapat digunakan untuk bangunan-bangunan yang bersifat massal atau bersifat individual. Pada bangunan yang bersifat individual, perencanaan ukuran dan sambungan material baja direncanakan hanya untuk bangunan yang bersangkutan. Desain struktur yang menggunakan material bangunan baja ini juga memperhatikan aspek ukuran ruang dan jenis sambungan-sambungan. Desain struktur pada suatu desain bangunan tidak dapat digunakan untuk desain bangunan lainnya. Karena ukuran ruang-ruangnya berbeda, maka ukuran material yang digunakan dan jenis sambungan setiap bagian material baja tersebut juga berbeda.

Lain ceritanya bila ada beberapa rumah yang dibangun secara massal. Artinya, rumah-rumah tersebut memiliki bentuk dan ukuran ruang yang sama. Untuk rumah-rumah yang dibangun secara massal, maka rumah baja menjadi pilihan yang baik, karena cara pengerjaan yang pre-cast. Pengerjaan pre-cast ini artinya material sudah disiapkan di pabrik dan langsung dipasang di lokasi pembangunan. Metoda pembangunan ini akan lebih cepat dibandingkan pembengunan rumah yang menggunakan metoda konvensional, yaitu pemasangan secara satu persatu. Tentunya sebelum pemasangan di lapangan, si arsitek dan insinyur sipil harus mendesain setiap elemen bangunan, baik struktural maupun arsitektural dengan tepat dan benar, sebelum dipesan di pabrik. Kesalahan perencanaan setiap bagian, baik kesalahan ukuran maupun bentuk-bentuk sambungan akan menghambat dan merugikan proyek. Pemasangan di lapangan memang cukup singkat, tetapi perencanaannya membutuhkan waktu yang cukup lama. Sehingga material baja ini, sangat cocok untuk digunakan pada proyek-proyek dengan bangunan masal.

Material baja tidak hanya disediakan untuk elemen struktur kolom dan balok saja, tapi sudah tersedia dalam bentuk lembaran untuk penutup rangka atap dan dinding. Saat ini di pasaran juga sudah tersedia baja yang dilapisi oleh zinc (seng) dan aluminium yang dikenal dengan nama zincalume. Karena pelapisan ini, maka material baja lebih kuat terhadap karat. Tetapi tetap saja pelapisnya tidak boleh tergores.

Beban yang Bekerja

Pada intinya, bangunan yang berdiri harus stabil atau memiliki kestabilan struktur. Selain itu, setiap bangunan yang berdiri harus kokoh, nyaman, aman, dan estetis. Padahal setiap bangunan yang berdiri pasti dikenai oleh perlakuan-perlakuan beban atau beban-beban yang bekerja pada bangunan.

Daniel L. Schodek menjelaskan pada bukunya yang berjudul Struktur (?????). Menurutnya, beban yang bekerja pada bangunan dapat mengakibatkan bangunan tersebut mengalami perubahan bentuk apabila sambungan setiap elemen strukturnya tidak kuat. Bila struktur bangunan tidak stabil maka kualitas perubahan bentuk pada bangunan tersebut akan terus mengalami perubahan.

Bila struktur stabil dikenai beban yang pada umumnya kecil, maka pada saat beban yang ada dihilangkan, gaya internal yang timbul akan memiliki kecenderungan untuk mengembalikan kembali pada bentuk semula. Tetapi bila struktur tersebut tidak stabil, maka struktur tidak akan dikembalikan kepada bentuk semula. Dengan demikian, struktur yang tidak stabil akan mudah mengalami keruntuhan (collapse). Beban yang bekerja pada elemen struktur dapat berupa beban horizontal dan beban vertikal. Artinya, beban yang bekerja pada elemen struktur arahnya dapat horizontal dan vertikal.

Untuk mengatasi masalah ini, ada beberapa metoda yang bisa digunakan, yaitu menggunakan penyokong (bracing) diagonal, dinding sebagai bidang geser, dan titik hubung kaku (voute).

bracing diagonal    bidang geser               voute

Di mana bracing diagonal atau bidang geser harus diletakkan? Bracing diagonal dan bidang geser akan lebih efisien apabila diletakkan pada arah yang lebih pendek dari bangunan. (gmb 01)

Elemen-elemen struktur diharapkan dapat stabil sehingga digunakan hubungan kaku pada titik-titik hubungnya. Masih menurut Daniel L. Schodek, bila bidang-bidang geser atau bracing diagonal digunakan, maka persyaratan kekakuan titik hubung tidak menentukan. Untuk struktur baja yang menggunakan hubungan sederhana (sendi), kestabilan bangunan dapat ditingkatkan dengan menggunakan bidang geser atau bracing diagonal.

Alat Penghubung

Menghubungkan beberapa elemen struktur untuk menghasilkan kestabilan struktur yang tinggi pada material baja dibutuhkan elemen ketiga, seperti baut, paku keling, dan las. Fungsi dari kehadiran elemen ketiga tersebut adalah membantu meneruskan gaya-gaya yang ada di titik hubung dari satu elemen struktur ke elemen struktur lainnya. Memperhatikan cara penyambungan dan elemen ketiga pada titik hubung merupakan hal yang penting.

Namun, pada titik hubung material baja, tidak semuanya selelu diperlukan elemen ketiga. Salah satu contoh titik hubung yang memerlukan elemen ketiga adalah titik hubung butt (butt joints). Kolomnya selalu menerus dan baloknya tidak menerus. Hubungan antar kolom dan balok tersebut membutuhkan elemen ketiga berupa plat. (gmb 02)

Jadi, kenapa tidak mencoba membangun rumah menggunakan material baja? Saat ini telah tersedia material baja berlapis yang lebih tahan terhadap korosi. Selain itu, baja juga memiliki nilai kestabilan struktur yang baik, tentunya jika titik hubung diperhatikan agar dapat menyalurkan gaya dengan baik.